Kamis, 27 Desember 2012

Jika Aku Menjadi Presiden


Apabila anak bangsa di tanya ingin menjadi apa saat dewasa nanti, salah satunya mungkin menjawab ingin menjadi presiden. Itu adalah cita-cita mulia, sebab ia telah memiliki keinginan untuk memimpin dan membangun bangsa ini sedari dini. Ajukanlah pertanyaan yang sama 10 tahun kemudian. Apakah jawabnnya tetap sama? Ada yang 'iya', ada yang 'tidak'. Alasannya pun bermacam-macam antara yang ingin mempertahankannya atau memilih cita-cita lain yang lebih realistis.        
Dalam kasus ini tidak ada yang benar ataupun salah. Karena semua orang memiliki pilihan. Dan setiap pilihan itu ada resikonya. Tinggal pilih mana, melanjutkan cita-cita besar dengan resiko yang besar pula atau memilih resiko kecil yang ada pada cita-cita yang kecil? Namun di balik itu, pasti masih terbesit keinginan di hatinya untuk menjadi presiden, sekalipun kadarnya sedikit sekali. Dengan keinginan yang kecil itu, mari kita ubah bangsa dan negara ini menjadi lebih baik darai sebelumnya.
Lupakan usaha besar yang tak bisa di upayakan. Tapi lakukanlah hal kecil yaang bisa memberi perubahan. Meski kecil, namun jika memberi pengaruh yang baik, hal itu bisa mendatangkan manfaat. Siapa tahu pengaruh kecil yang kita buat menjalar ke hal-hal besar, sehingga mampu memberikan pengaruh yang besar pula pada bangsa dan negara ini. Lambat laun gerbang menjadi presiden pun akan terbuka semakin lebar, seiring dengan bertumbuhnya niat dari dalam hati kita. Lalu apa yang akan kita lakukan jika menjadi presiden bangsa ini? Apa kita akan mewarisi budaya yang sama dengan para pemimpin sebelumnya? Apakah mungkin kita menyejahterakan rakyat dan memberikan perubahan yang berarti untuk bangsa ini? Atau apakah kita hanya duduk diam dan menikmati fasilitas yang disediakan? Intinya adalah, ingin menjadi presiden seperti apa kita ini? Karena jika aku menjadi presiden, maka aku akan.

1.        Menghapuskan Biaya Pendidikan Seluruh Anak Bangsa
Yang tercatat sebagai WNI dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Sehingga mereka akan mendedikasikan dirinya pada bangsa ini tanpa memikirkan biaya selangit yang di bebankan oleh lembaga pendidikan. Selain itu, kompetisi antar siswa pun meningkat seiring dengan terbentuknya SDM yang berkualitas dan bersaing di era globalisasi ini.
2.        Mencatat Seluruh Penduduk Indonesia Menjadi WNI Agar Keberadaaannya di Negeri Ini di Akui
Selanjutnya akan di terapkan kebijakan tentang kemudahan-kemudahan yang hanya di dapat oleh mereka yang tercatat sebagai WNI.
3.        Menggalakkan Penarikan Pajak dari Wajib Pajak (WP) yang di Awasi dengan Sangat Ketat
Sehingga tindak penyelewengan dana bisa di minimalisir. Berbagai kemudahan dilakukan, seperti memberikan hadiah kepada WP yang beruntung melalui sistem undian yang bertujuan untuk menarik minat dan kesadaran WP dalam membangun bangsa dan negaranya. Lalu dana pajak akan di berikan kepada pihak-pihak yang seharusnya, seperti pembangunan tempat tinggal bagi tunawisma, biaya pendidikan, dana bantuan untuk warga kurang mampu, anak terlantar, anak yatim piatu, lansia, serta berbagai pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4.        Meminimalisir Kegiatan Impor dan Memberdayakan Berbagai Jenis Usaha di dalam Negeri
Memperbanyak balai latihan kerja, sekolah kejuruan, sekolah wirausaha dan sering mengadakan seminar wirausaha pada jaringan masyarakat kecil, seperti RT/RW. Juga meminta para usahawan melatih masyarakat terjun di dunia wirausaha secara langsung atau mengumpulkan warga untuk bekerja di lapangan kerja yang di sediakan oleh pemerintah. Hal itu efektif mengurangi jumlah TKI. Terlebih jika bisa mengalokasikan bahan baku di dalam negeri ini dengan sebaik-baiknya, di jamin posisi kita akan sejajar dengan negara maju lainnya.
5.     Menghapuskan Seluruh Biaya Pengobatan Bagi Warga Kurang Mampu dengan Fasilitas Sama dengan yang Membayar
Tak lupa sering mengadakan seminar kesehatan untuk menambah wawasan masyarakat atau tes pengobatan gratis untuk mencegah terjadinya telambat berobat. Hal itu bisa menambah harapan hidup jika diiringi dengan digalakkannya pemantauan makanan tak layak konsumsi. Serta mengeluarkan peraturan untuk memasarkan bahan makanan organik di kalangan masyarakat.
6.    Memperbaiki Hukum yang Berlaku di Negara Ini dengan Cara Memberikan Hukuman yang Paling   Pantas dan Membuat Pelakunya Jera
Terlebih untuk kasus korupsi harus ditindak tegas dengan memberikan hukuman seumur hidup, bahkan bila kasusnya terbilang berat, pelanggarnya bisa di jatuhi hukuman mati. Sebab kejahatan korupsi sama dengan pembunuhan, bedanya korupsi membunuh hak-hak rakyat. Sedangkan untuk pemakai narkoba, semuanya harus di rehab. Sementara pengedar dan pemasoknya harus di jatuhi hukuman mati. Itupun berlaku untuk para teroris. Dalam hal ini, para penegak keamanan dan agen-agennya akan dimaksimalkan dalam menjalankan tugas masing-masing.
7.        Meminimalisir Kasus Korupsi
Meski korupsi tak bisa dihilangkan, tapi bisa di cegah. Hal ini mulai diajarkan pada anak-anak dengan cara membuka kantin kejujuran, membentuk pribadi yang baik dengan mengadakan pelajaran kepribadian dan keagamaaan dengan priorias tinggi de sekolah, kewajaiban bersamalan dengan guru sebelum memulai pelajaran dan peraturan mengikuti pendidikan informal bersifat keagamaan yang diberi ijazah dari Kemenag. 

8.        Membuat Kebijakan Baru Bagi Para Pelajar
Saat lulus, murid SD harus bisa menari atau mengembangkan budaya daerahnya serta menguasai bahasa daerahnya dan 1 bahasa asing. Sementara anak SMP di wajibkan mengikuti masing-masing 1 lomba akademik dan non-akademik. Sedangkan anak SMA di beri pelatihan berwirausaha, termasuk harus membuat usaha baik perorangan maupun kelompok. Selain itu, diadakan penghapusan pelaksanaan UN dan diganti dengan ujian lisan yang dilakukan langsung oleh Kemendikbud.
9.        Mengelola Tempat Wisata dengan Sebaik Mungkin
APBD akan banyak dialokasikan untuk mengembangkan sejumlah tempat wisata di negeri ini. Sehingga bisa menarik banyak turis. Lalu, kegiatan promosi pun terus digalakkan melaui berbagai iklan, duta pariwisata, WNI di luar negeri, serta karya dan prestasi anak bangsa yang menarik perhatian dunia. Oleh karena itu, pemerintah akan memberikan perhatian yang besar pada orang-orang hebat bangsa serta berusaha meningkatkan karya dan prestasi anak bangsa sehingga pendapatan negara ini pun ikut bertambah.
10.    Mengelola Transportasi, Listrik, Air dan SDA Negeri Ini dengan Baik
Untuk transport sendiri diadakan pengurangan jumlah kendaraan pribadi secara signifakan dengan menetapkan harga tinggi dalam pembelian, parkir dan pajak kendaraan, serta menghilangkan proses kredit. Lalu menggantinya dengan menambah angkutan publik. Sementara untuk listrik akan diadakan pemadaman serentak setiap seminggu sekali. Sedangkan untuk memperbaiki kandungan air, seringkali diadakan proses filtrasi dan berlakunya peraturan yang melarang membuang sampah di segala tempat dengan sanksi hukuman penjara maksimal 10 tahun atau denda maksimal Rp 100.000.000,- Untuk menghemat dan memperbaiki kualitas SDA, diadakan pemantauan ketat pada hutan-hutan di seluruh Indonesia. Kemudian kegiatan daur ulang pun menjadi sebuah kebiasaan di negara ini. Serta kegiatan penanaman pohon pun menjadi agenda wajib bagi seluruh warga setiap 2 bulan sekali. Oleh karena itu, disediakan hadiah bagi lingkungn terbersih, tersehat dan terindah.
11.    Meningkatkan Rasa Solidaritas Antar Warga
Hal itu di wujudkan dengan kewajiban mengikuti perkumpulan di daerahnya. Kegiatan gotong royong pun di jadikan agenda wajib. Lalu permainan tradisional yang sudah lama terlupa akan diperkenalkan kembali kepada anak-anak, sehingga mereka tak akan tergantung pada teknologi semata. Selain itu, solidaritas antar suku akan sering dilakukan melalui pertemuan rutin dan berbagai pertunjukan yang diadakan.
12.    Memberdayakan Kaum Lansia
Seperti di Singapura, orang-orang tua di Indonesia masih di perkenankan melakukan pekerjaan untuk mengisi usia senjanya. Sehingga, tak ada kesempatan bagi anak durhaka untuk menelantarkannya, setelah ada peraturan untuk membagikan warisan seusai orangtuanya meninggal. Dan hukuman berat pun disedakan untuk anak-anak yang durhaka kepada orangtuanya. Berbekal keingian kecil di hati dan rencana besar yang dimiliki, jalan akan terbuka untuk kita. Ia akan terbuka semakin lebar bila kita bersunggh-sungguh mendapatkannya. Dan ketika itu terjadi tak akan ada keraguan di hati kita. Jadi teruslah bermimpi, berencana, berusaha, lalu berdoa. Sehingga melalui niat kecil ini, bukan tak mungkin suatu saat nanti kita bisa memimpin dan membangun negeri ini menjadi negeri yang jauh lebih baik dari sekarang.

Selasa, 06 November 2012

Agrowisata Kaligua


Wisata Agro Kaligua
Perkebunan teh Kaligua merupakan kawasan wisata agro dataran tinggi yang terletak di Kaligua di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tepatnya di wilayah Brebes bagian Selatan. Wisata agro Kaligua dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah dan merupakan diversifikasi usaha untuk meningkatkan optimalisasi aset perusahaan dengan daya dukung potensi alam yang indah. Hasil pengolahan perkebunan teh Kaligua adalah berupa produk hilir teh hitam (black tea) dengan merk “Kaligua” dalam kemasan teh celup dan serbuk. Jadi wisatawan yang berkunjung dapat langsung menikmati hangatnya teh hitam (black tea) Kaligua atau dapat membeli sebagai oleh-oleh.
Aksesibilitas
Lokasi wisata agro Kaligua terletak sekitar 10 kilometer dari arah kota Kecamatan Paguyangan, atau sekitar 15 kilometer dari Bumiayu. Jalur transportasi dapat ditempuh melalui jalur utara via Brebes atau Tegal-Bumiayu-Kaligua, Cirebon-Bumiayu-Kaligua, dan jalur selatan via Purwokerto-Paguyangan-Kaligua. Jalur tersebut dilewati jalan utama Tegal-Purwokerto, tepat masuk lewat pertigaan Kaligua, Kretek. Perjalanan mulai berkelok-kelok, dan naik-turun.
Geografis
Perkebunan teh Kaligua berada pada ketinggian 1200 - 2050 m dpl. Kondisi udara sangat dingin, berkisar 8° - 22° C pada musim penghujan dan mencapai 4° -12° C pada musim kemarau. Jadi tidak heran kalau wilayah perkebunan teh ini hampir selalu diselimuti kabut tebal. Perkebunan teh tersebut terletak di lereng barat Gunung Slamet (3432 m dpl)yang merupakan gunung tertinggi kedua di pulau jawa setelah Gunung Semeru. Dari salah satu tempat di perkebunan teh Kaligua kita dapat menikmati keindahan puncak gunung Slamet dari dekat, yaitu puncak Sakub. Nah jika ke Kaligua maka sempatkanlah untuk menikmati keindahan panorama indah, sekaligus kita dapat melihat keindahan gunung Ciremai, Tegal, dan Cilacap.

Sejarah
Perkebunan teh Kaligua merupakan warisan pemerintah kolonial Belanda. Pabrik dibangun pada tahun 1889 untuk memproses langsung hasil perkebunan menjadi teh hitam. Kebun ini dikelola oleh warga Belanda bernama Van De Jong dengan nama perusahaan Belanda John Fan & Pletnu yang mewakili NV Culture Onderneming. Sebagai penghargaan makam Van De Jong masih terawat sampai saat ini di lokasi kebun Kaligua.
Konon pada saat pembanguan pabrik, para pekerja membawa ketel uap dari Paguyangan menuju Kaligua ditempuh dalam waktu 20 hari. Peralatan tersebut dibawa dengan rombongan pekerja yang berjalan kaki naik sepanjang 17 km. Selama proses pengangkutan tersebut, para pekerja pada saat istirahat dihibur oleh kesenian ronggeng Banyumas. Sampai sekarang setiap memperingati HUT pabrik Kaligua setiap tanggal 1 Juni selalu ditampilkan kesenian tradisional tersebut.
Fasilitas :

Kawasan wisata agro Kaligua memberikan banyak pilihan untuk wisata. Sebab, terdapat beberapa situs wisata menarik yang berada di seputaran Kaligua. misalnya Gua Jepang, Tuk Benih, Gua Angin, Makam Pendiri kebun Van De Jong. Beberapa vila milik perkebunan bisa dimanfaatkan oleh pengunjung yang ingin bermalam. Kawasan perkebunan teh Kaligua, selain menarik untuk sarana wisata keluarga, juga sangat cocok untuk refreshing bagi orang kota yang setiap hari disibukkan oleh rutinitas kerja. Untuk melayani wisatawan, pihak perkebunan menyediakan fasilitashomestay (penginapan) yang cukup baik.
Fasilitas ; penginapan, wisma Flamboyan (6 kamar),Wisma Dahlia (3 kamar), Wisma Kenanga (2 kamar),Wisma Anggrek (2 kamar), Gedung Pertemuan, Areal Camping,Areal outbond, Gazebo, Lapangan Sepak Bola, Lapangan Tenis, Lapangan Volley, Tennis Meja & Billyard, Tea & Coffee corner (kafe), Hiburan Musik Orgen Tunggal, Jasa Layanan Teh & Catering, Pusat Layanan Kesehatan, Sarana Ibadah

Penunjang
Tak jauh dari lokasi tersebut, di sekitar Pandansari, terdapat sebuah tempat wisata yang tergolong langka. Yakni, sebuah telaga yang dihuni jutaan ikan lele jinak (Telaga Ranjeng). Lokasi telaga itu berada di tengah hutan lindung dan masih berada dalam pengawasan Cagar Alam Nasional.
 
Paket Wisata :
1. Wisata Edukasi/ilmiah ; perkebunan teh, budiadaya, persiapan benih, pemeliharaan, panen, pengolahan pabrik, produk siap seduh. Umumnya para pelajar dan mahasiswa sering berkunjung ke Pabrik untuk melihat langsung budidaya teh dan proses pengolahan teh.
2. Wisata Rekreasi Keluarga (Family gathering) dilengkapi taman bermain anak, kolam renang air hangat untuk anak-anak. Umumnya pada hari libur nasional dan hari minggu banyak yang berkunjung ke kebun teh dan danau renjeng.
3. Wisata historis/budaya.
4. Wisata Petualangan ; permainan & outbond dapat juga sebagai pos awal pendakian menuju gunung Slamet. Setiap musim liburan sekolah banyak para siswa yang mengadakan kegiatan kemah, sekaligus outbound. Disamping itu karyawan perusahaan swasta di wilayah Brebes, Tegal, Cirebon, dan Purwokerto juga mengadakan corporate gathering. Perusahaan swasta besar dari Jakarta juga pernah mengadakan pertemuan di kebun Kaligua.
5. Wisata bisnis ; MICE (Meeting, conference, incentif, exhibition)
6. Wisata kebun (stroberi, kubis, kentang, tanaman hias)
7. Wisata olahraga (tennis, sepak bola, bola voli, billyard)

Sumber:

Sabtu, 03 November 2012

CICAK VS BUAYA JILID 2?


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Senin, 30 Juli pukul 16.00 WIB hingga Selasa, 31 Juli, pukul 05.00 dinihari telah melakukan penggeledahan terhadap Kantor Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur selama sekira 13 jam. Penggeledahan di bawah komando Direktur Penuntutan, Warih Sardono yang melibatkan sedikitnya 30 penyidik KPK  ini berhasil menyita puluhan dokumen, terkait dugaan korupsi pengadaan Simulator SIM tahun 2011 senilai Rp193 Miliar yang menyeret mantan Kepala Korlantas Polri, Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka.  
 Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Boy Rafli Amar berkilah Bareskrim telah melakukan pemeriksaan atas sejumlah saksi. Hingga kini sudah sekitar 33 orang yang dimintai keterangan oleh Kepolisian. Namun, polisi belum menemukan kesesuai data terkait pengadaan barang dan jasa tersebut. "Sejauh mana apakah memenuhi criteria (keterangan saksi). Saat itu yang menjadi gonjang-ganjing ketidakcocokan dengan swasta," ujarnya hari ini saat melakukan konferensi pers di Gedung KPK.
 Kasus KPK yang akhirnya kembali “mengobok-ngobok” kepolisian ini mengingatkan akan kasus sebelumnya yang membuat pimpinan KPK dikriminalisasi yaitu Kasus Cicak Buaya. Awal mula  istilah Cicak Vs Buaya muncul pertama kali saat KPK menyatakan Kabareskrim Komjen Polisi Susno Duadji diduga menerima uang Rp10 miliar terkait Bank Century. Susno kemudian merasa gerak-geriknya dimata-matai oleh KPK, apalagi teleponnya juga sempat disadap oleh penyidik. Susno yang berang saat itu mengeluarkan pernyataan bahwa KPK sungguh berani melawan Kepolisian. Hal ini ibarat Cicak (KPK) mau melawan Buaya (Kepolisian). Kepolisian saat itu tidak tinggal diam dan melakukan pembalasan dengan menetapkan status tersangka kepada dua pimpinan KPK saat itu, Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto.
 Kedua pimpinan   diduga menerima uang dari Anggodo Widjojo, adik buron kasus Sistem Korupsi Radio Terpadu (SKRT). Namun, dugaan ini tidak pernah dibuktikan, karena kasus ini berujung pada deponering atau penghentian perkara demi kepentingan umum. Kejadian ini bukan tidak mungkin terulang kembali. Walaupun kepolisian menyatakan mendukung langkah KPK, namun hal ini tidak sepenuhnya bisa dipercaya. Pasalnya  saat penggeledahan akan dilakukan, petugas polisi di Korlantas Polri sempat menghalangi penyidik KPK.
 Komisioner KPK yaitu Bambang Widjojanto, Busyro Muqaddas, dan Abraham Samad akhirnya terjun langsung ke lokasi penggeledahan. Sebelumnya komisioner tidak pernah sampai harus turun langsung untuk melakukan penggeledahan. Setelah komisioner melakukan lobi terhadap Kabareskrim Komjen Pol Sutarman baru penggeledahan dapat dilanjutkan. Apalagi penetepan Djoko sebagai tersangka hanyalah merupakan langkah awal. Lembaga anti suap tersebut dikabarkan telah mengantongi sejumlah nama perwira bintang satu dan tiga lainnya yang diduga turut terlibat dalam kasus ini.

 
Cicak versus Buaya kembali “difilimkan” sekarang ini. Cicak vs Buaya Jilid II ini secara tematik menggambarkan upaya bombardir Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK) oleh Polri. Setelah markas Polri digeledah oleh KPK, petinggi Polri membalas dengan perintah penghentian perpanjangan 20 orang penyidik Polri yang ditempatkan di KPK. Sebelumnya, hubungan Polri dengan KPK memanas dipicu KPK yang mengobrak-abrik kebusukan Polri dalam kasus simulator SIM, yang akhirnya menjerat sang Jenderal dari kesatuan Polri. Kini, kasus semakin “matang digoreng” ketika Djokos Susilo hendak dijebloskan ke penjara oleh KPK.
 Namun, Komisaris Jenderal Sutarman, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, mengatakan, bahwa memanasnya hubungan KPK dengan Polri tidak ada hubunganya dengan kasus simulator. Dirinya juga berkelit bahwa hubungan KPK dengan Polri memanas. Penarikan penyidik Polri dari KPK merupakan hal biasa. “Jangan menghubungkan dengan kasus simulator. Adanya penarikan penyidik dari KPK ini memang sudah rutin berjalan seperti ini,” ujarnya
Meski disebutkan penarikan penyidik Porli dari KPK adalah hal biasa, namun penarikan tersebut dinilai KPK menyulitkan KPK dalam melakukan fungsi dan tugasnya. Dalam hal ini, KPK merasakan ada suasana berbeda terkait penarikan penyidik KPK. Sejak mendengar dan mengetahui adanya rencana penarikan penyidik Polri, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas merasa gelisah. Menurut Busyor, penarikan yang terjadi tidak seperti biasanya. Pasalnya, selama ini KPK mengirim surat kepada Kapolri tentang penyidik yang diminta KPK untuk tetap berada di KPK. “Dan hal itu selalu dikabulkan”, kata Busyro
Dalam penarikan penyidik ini, terkesan bahwa Polri seakan ingin memberi tahu bahwa institusinya memiliki pengaruh besar terhadap lembaga KPK. Selain itu, terlihat bahwa masalah penarikan 20 penyidik tersebut seakan mengulang kembali “film” lama antara Polri dengan KPK, yakni Cicak vs Buaya. Tentu dengan penarikan tersebut secara tidak langsung akan mengganggu kinerja KPK. Apalagi, dari 88 penyidik aktif di KPK, akan tersisa 68 penyidik dari 20 penyidik yang ditarik oleh Polri. Dengan pengurangan tersebut, ditambah penyidikan kasus oleh 20 penyidik, maka kinerja KPK bisa dikatakan akan melambat. Tentu KPK merasa kesulitan dalam menjalankan tugasnya.
Hal tersebut lumrah. Soalnya, Busyro mengungkapkan bahwa satu tenaga penyidik bisa menangani 5 kasus hingga 15 kasus yang tengah ditangani KPK. Apalagi, disinyalir penarikan tersebut ada kaitanya dengan kasus simulator SIM yang melibatkan Jenderal bintang dua dan sejumlah perwira tinggi Polri. Kendati demikian, pihak Polri membantah tuduhan tersebut, disebutkan bahwa penarikan penyidik KPK tidak akan menganggu kinerja KPK pada masa-masa mendatang. Bahkan, diakui Polri bahwa KPK harus memahami karier para penyidik Polri tersebut. KPK harus memperhatikan kekosongan yang ada.
Pada akhirnya, “film” Cicak vs Buaya kembali menjadi headline dihampir semua media massa yang ada sekarang ini. Tinggal bagaimana para sutradara menampilkan adegan terbaik, atau memberikan yang terbaik bagi rakyatnya. Dalam hal ini, rakyat hanya menunggu keputusan yang terbaik untuk kebaikan rakyat.

Sumber:

Cerita Wayang Mahabharata "PANDU DEWANATA"


Berkas:Pandu-kl.jpg
Pandu (Sanskerta: पाण्‍डु; dieja Pāṇḍu) adalah nama salah satu tokoh dalam wiracarita Mahabharata, ayah dari para Pandawa. Pandu merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yaitu Dretarasta yang sebenarnya merupakan pewaris dari Kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahan di Hastinapura, tetapi karena buta maka tahta diserahkan kepada Pandu dan Widura, yang tidak memiliki ilmu kesaktian apapun tetapi memiliki ilmu kebijaksanaan yang luar biasa terutama bidang ketatanegaraan.
Pandu memiliki dua orang istri, yaitu Kunti dan Madri. Sebenarnya Pandu Dewanata tidak bisa mempunyai anak karena dikutuk oleh seorang resi, karena pada saat resi tersebut menyamar menjadi kijang untuk bercinta, Pandu memanah hingga resi itu tewas. Kedua istri Pandu Dewanata mengandung dengan cara meminta kepada Dewa. Pandu Dewanata akhirnya tewas karena kutukan yang ditimpa kepadanya, dan Madri menyusul suaminya dengan membakar dirinya.

Arti nama


Nama Pandu atau pāṇḍu dalam bahasa Sanskerta berarti pucat, dan kulit beliau memang pucat, karena ketika ibunya (Ambalika) menyelenggarakan upacara putrotpadana untuk memperoleh anak, ia berwajah pucat. Di kalangan Jawi (Jawa Kuna/Sunda), Pandu berasal dari Wandu yang artinya bukan laki bukan perempuan, tetapi bukan banci. Tegasnya, sajeroning lanang ana wadon, sajeroning wadon ana lanang, yaitu manusia yang sudah menemukan jodohnya dari dalam dirinya sendiri. Gusti Pangeran dan hambanya sudah bersatu dan selalu berjamaah.

Kelahiran

Menurut Mahabharata, Wicitrawirya bukanlah ayah biologis Pandu. Wicitrawirya wafat tanpa memiliki keturunan. Ambalika diserahkan kepada Bagawan Byasa agar diupacarai sehingga memperoleh anak. Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi Byasa ke dalam sebuah kamar sendirian, dan di sana ia akan diberi anugerah. Ia juga disuruh agar terus membuka matanya supaya jangan melahirkan putra yang buta (Detrarasta) seperti yang telah dilakukan Ambalika. Maka dari itu, Ambalika terus membuka matanya namun ia menjadi pucat setelah melihat rupa Sang Bagawan (Byasa) yang luar biasa. Maka dari itu, Pandu (putranya), ayah para Pandawa terlahir pucat.

Kehidupan

Pandu merupakan seorang pemanah yang mahir. Ia memimpin tentara Dretarastra dan juga memerintah kerajaan untuknya. Pandu menaklukkan wilayah Dasarna, Kashi, Anga, Wanga, Kalinga, Magadha, dan lain-lain. Pandu menikahi Kunti, puteri Raja Kuntibhoja dari Wangsa Wresni, dan Madri, puteri Raja Madra. Saat berburu di hutan, tanpa sengaja Pandu memanah seorang resiyang sedang bersenggama dengan istrinya. Atas perbuatan tersebut, Sang Resi mengutuk Pandu agar kelak ia meninggal saat bersenggama dengan istrinya. Maka dari itu, Pandu tidak bisa memiliki anak dengan cara bersenggama dengan istrinya. Dengan kecewa, Pandu meninggalkan hutan bersama istrinya dan hidup seperti pertapa. Di dalam hutan, Kunti mengeluarkan mantra rahasianya dan memanggil tiga Dewa, Yaitu Yama, Bayu, dan Indra. Dari ketiga Dewa tersebut, ia meminta masing-masing seorang putera. Ketiga putera tersebut adalah Yudistira, Bima, dan Arjuna. Kunti juga memberi kesempatan kepada Madri untuk meminta seorang putera dari Dewa yang dipanggilnya, dan Madri memanggil Dewa Aswin. Dari Dewa tersebut, Madri menerima putera kembar, diberi nama Nakula dan Sadewa. Kelima putra pandu dikenal sebagai Pandawa.

Kematian

Lima belas tahun setelah ia hidup membujang, ketika Kunti dan putera-puteranya berada jauh, Pandu mencoba untuk bersenggama dengan Madri. Atas tindakan tersebut, Pandu wafat sesuai dengan kutukan yang diucapkan oleh resi yang pernah dibunuhnya. Kemudian Madri menitipkan putera kembarnya, Nakula dan Sadewa, agar dirawat oleh Kunti sementara ia membakar dirinya sendiri untuk menyusul suaminya ke alam baka.

Versi Pewayangan Jawa

Dalam pewayangan, tokoh Pandu (Bahasa Jawa: Pandhu) merupakan putera kandung Byasa yang menikahi Ambalika, janda Wicitrawirya. Bahkan, Byasa dikisahkan mewarisi takhta Hastinapura sebagai raja sementara sampai Pandu dewasa.

MASA MUDA

Pandu digambarkan berwajah tampan namun memiliki cacat di bagian leher, sebagai akibat karena ibunya memalingkan muka saat pertama kali menjumpai Byasa. Paradalang mengembangkan kisah masa muda Pandu yang hanya tertulis singkat dalam Mahabharata. Misalnya, Pandu dikisahkan selalu terlibat aktif dalam membantu perkawinan para sepupunya di Mathura. Pandu pernah diminta para dewa untuk menumpas musuh kahyangan bernama Prabu Nagapaya, raja raksasa yang bisa menjelma menjadi naga dari negeri Goabarong. Setelah berhasil melaksanakan tugasnya, Pandu mendapat hadiah berupa pusaka minyak Tala.
Pandu kemudian menikah dengan Kunti setelah berhasil memenangkan sayembara di negeri Mathura. Ia bahkan mendapatkan hadiah tambahan, yaitu Puteri Madri, setelah berhasil mengalahkan Salya, kakak sang puteri. Di tengah jalan ia juga berhasil mendapatkan satu puteri lagi bernama Gandari dari negeri Plasajenar, setelah mengalahkan kakaknya yang bernama Prabu Gendara. Puetri yang terakhir ini kemudian diserahkan kepada Dretarastra, kakak Pandu.
Pandu naik takhta di Hastina menggantikan Byasa dengan bergelar "Prabu Pandu Dewanata" atau "Prabu Gandawakstra". Ia memerintah didampingi Gandamana, pangeran Panchala sebagai patih. Tokoh Gandamana ini kemudian disingkirkan oleh Sangkuni, adik Gandari secara licik.

KELUARGA
Dari kedua istrinya, Pandu mendapatkan lima orang putra yang disebut Pandawa. Berbeda dengan kitab Mahabharata, kelimanya benar-benar putera kandung Pandu, dan bukan hasil pemberian dewa. Para dewa hanya dikisahkan membantu kelahiran mereka. Misalnya, Bhatara Dharma membantu kelahiran Yudistira, dan Bhatara Bayu membantu kelahiran Bima. Kelima putra Pandu semuanya lahir di Hastina, bukan di hutan sebagaimana yang dikisahkan dalam Mahabharata.

KEMATIAN
Kematian Pandu dalam pewayangan bukan karena bersenggama dengan Madri, melainkan karena berperang melawan Prabu Tremboko, muridnya sendiri. Dikisahkan bahwa Madri mengidam ingin bertamasya naik Lembu Nandini, wahana Batara Guru. Pandu pun naik ke kahyangan mengajukan permohonan istrinya. Sebagai syarat, ia rela berumur pendek dan masuk neraka. Batara Guru mengabulkan permohonan itu. Pandu dan Madri pun bertamasya di atas punggung Lembu Nandini. Setelah puas, mereka mengembalikan lembu itu kepada Batara Guru. Beberapa bulan kemudian, Madri melahirkan bayi kembar bernama Nakula dan Sadewa.
Sesuai kesanggupannya, Pandu pun berusia pendek. Akibat adu domba dari Sangkuni, Pandu pun terlibat dalam perang melawan muridnya sendiri, yaitu seorang raja raksasa dari negeri Pringgadani bernama Prabu Tremboko. Perang ini dikenal dengan nama Pamoksa. Dalam perang itu, Tremboko gugur terkena anak panah Pandu, namun ia sempat melukai paha lawannya itu menggunakan keris bernama "Kyai Kalanadah". Akibat luka di paha tersebut, Pandu jatuh sakit. Ia akhirnya meninggal dunia setelah menurunkan wasiat agar Hastinapura untuk sementara diperintah oleh Dretarastra sampai kelak Pandawa dewasa. Antara putera-puteri Pandu dan Tremboko kelak terjadi perkawinan, yaitu Bima dengan Hidimbi, yang melahirkan Gatotkaca, seorang kesatria berdarah campuran, manusia dan raksasa.

NAIK KE SORGA
Istilah Pamoksa seputar kematian Pandu kiranya berbeda dengan istilah moksa dalam agama Hindu. Dalam "Pamoksa", Pandu meninggal dunia musnah bersama seluruh raganya. Jiwanya kemudian masuk neraka sesuai perjanjian. Atas perjuangan putera keduanya, yaitu Bima beberapa tahun kemudian, Pandu akhirnya mendapatkan tempat di surga. Versi lain yang lebih dramatis mengisahkan Pandu tetap memilih hidup di neraka bersama Madri sesuai janjinya kepada dewa. Baginya, tidak menjadi masalah meskipun ia tetap tinggal di neraka, asalkan ia dapat melihat keberhasilan putera-puteranya di dunia. Perasaan bahagia melihat dharma bakti para Pandawa membuatnya merasa hidup di sorga.

Tokoh Nasional yang Memiliki Karakter Sama Seperti "Pandu Dewanata" 

Tokoh nasional yang menurut saya memiliki karakter sama dengan tokoh pewayangan Pandu Dewanata adalah mantan Presiden RI ketiga Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, mengapa saya memilih tokoh tersebut karena keduanya  memiliki jiwa kepemimpinan dalam bidang ketatanegaraan yang hampir sama. Pandu Dewanata memiliki kebijaksanaan yang luar biasa dalam memimpin kerajaannya, begitu pula dengan  B. J. Habibie beliau memiliki visi, misi dan kepemimpinan dalam menjalankan agenda reformasi memang tidak bisa dilepaskan dari pengalaman hidupnya. Setiap keputusan yang diambil didasarkan pada faktor-faktor yang bisa diukur. Maka tidak heran tiap kebijakan yang diambil kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tidak mengerti. Bahkan sebagian kalangan menganggap Habibie apolitis dan tidak berperasaan. Pola kepemimpinan Habibie seperti itu dapat dimaklumi mengingat latar belakang pendidikannya sebagai doktor di bidang konstruksi pesawat terbang. Berkaitan dengan semangat demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan membangun pemerintahan yang transparan dan dialogis. Prinsip demokrasi juga diterapkan dalam kebijakan ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun, Habibie melakukan perubahan besar. Ia meningkatkan koordinasi dan menghapus egosentisme sekotral antarmenteri. Selain itu sejumlah kreativitas mewarnai gaya kepemimpinan Habibie dalam menangani masalah bangsa. Untuk mengatasi persoalan ekonomi, misalnya, ia mengangkat pengusaha menjadi utusan khusus. Dan pengusaha itu sendiri yang menanggung biayanya. Tugas tersebut sangat penting, karena salah satu kelemahan pemerintah adalah kurang menjelaskan keadaan Indonesia yang sesungguhnya pada masyarakat internasional. Sementara itu pers, khususnya pers asing, terkesan hanya mengekspos berita-berita negatif tentang Indonesia sehingga tidak seimbang dalam pemberitaan.









Sabtu, 27 Oktober 2012

22 October 2012

Thank you for not giving up on me
Thank you for keeping your heart to me
Thank you for all those times you spend with me
Thank you for the love you grow from begining
Thank you for never disappointed in me
Thank you for believing happy ending would exist
Thank you my Mr. Brown Eyes <3

By: Riinceu

Rabu, 10 Oktober 2012

Tradisi Adat Jawa "Sedekah Waduk"


Kabupaten Brebes terletak dibagian utara paling barat dari wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini selalu dikaitkan dengan komoditas bawang merah dan telur asin. Memang Brebes merupakan pemasok utama kedua komoditas tersebut keseluruh pelosok Nusantara dan tak jarang pengunjung yang melintas ke kota Breebes, membeli produk ini sebagai buah tangan.


            Selain sebagai pemasok utama kedua komoditas bawang merah dan  telur asin, Kabupaten Brebes memiliki salah satu obyek wisata alam  waduk Malahayu yang terletak di desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Dimana pada obyek wisata ini selain sebagai tempat wisata juga memiliki suatu tradisi yang unik dan menarik., tradisi ini sering dinamakan Tradisi 1 Suro.


            Tradisi 1 Suro adalah ritual yang diadakan setiap tanggal 1 Suro (kalender jawa) atau bertepatan dengan Tahun Baru Kalender Jawa. Masyarakat Jawa Tengah memperingati pergantian tahun tersebut dengan menyelenggarakan suatu acara/ kegiatan sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta.


Masyarakat sekitar obyek wisata waduk Malahayu  ini sering menyebut tradisi ini sebagai Sedekah Waduk. Tradisi yang dilakukan masyarakat sekitar waduk Malahayu Kabupaten Brebes yang memanfaatkan waduk sebagai tempat pencaharian baik sebagai nelayan atau petani. Diawali dengan Kirab Seni Budaya kemudian dilanjutkan dengan acara pemotongan tumpeng. 

Sumber: 
Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Brebes
www.central-java-tourism.com
              

Senin, 30 April 2012

5 Kebudayaan Indonesia yang ‘Mulai’ Hilang

Kita sebagai orang Indonesia yang berbudi luhur pasti tahu dengan budaya yang akan dibahas ini, tapi belakangan kita bisa melihat, merasakan (bahkan mungkin mengalami) udah mulai berkurang. Jadi, kami coba angkat deh, supaya Anda mau mengembalikan budaya kita, menjadi budaya sesungguhnya!

1. Cium Tangan Pada Orang Tua
Biasanya sih dibilang “salim“, bila di semasa saya hal ini merupakan kewajiban anak kepada orang tua disaat ingin pergi ke sekolah atau berpamitan ke tempat lain. Sebenarnya hal ini penting loh, selain menanamkan rasa cinta kita sama ortu, cium tangan itu sebagai tanda hormat dan terima kasih kita sama mereka, sudahkah kalian mencium tangan orang tua hari ini?

2. Penggunaan tangan kanan

Bila di luar negeri sih, saya rasa gak masalah dengan penggunaan tangan baik kanan ataupun kiri, tapi hal ini bukanlah budaya kita. Budaya kita mengajarkan untuk berjabat tangan, memberikan barang, ataupun makan menggunakan tangan kanan.  (kecuali memang di anugerahi kebiasaan kidal sejak lahir).

3. Senyum dan Sapa


Ini sih Indonesia banget! Dulu citra bangsa kita identik dengan ramah tamah dan murah senyum. So, jangan sampai hilang, ya! Ga ada ruginya juga kita ngelakuin hal ini, toh juga bermanfaat bagi kita sendiri. Karena senyum itu ibadah dan sapa itu menambah keakraban dengan sekitar kita.

4. Musyawarah

Satu lagi budaya yang udah jarang ditemuin khususnya di kota-kota besar semisal Jakarta. Kebanyakan penduduk di kota besar hanya mementingkan egonya masing-masing, pamer inilah itulah, mau jadi pemimpin kelompok ini itu dan bahkan suka main hakim sendiri. Tapi coba kita melihat desa-desa yang masih menggunakan budaya ini mereka hidup tentram dan saling percaya, ga ada yang namanya saling sikut dan menjatuhkan, semua perbedaan di usahakan secara musyawarah dan mufakat. Jadi sebaiknya Anda yang ‘masih’ merasa muda harus melestarikan budaya ini demi keberlangsungan negara Indonesia yang tentram dan cinta damai.

Dan budaya yang terakhir,..

5. Gotong Royong

Itu bukan urusan gue!“, “emang gue pikiran“, Whats up bro? Ada apa dengan kalian? Hayoolah kita sebagai generasi muda mulai menimbulkan lagi rasa simpati dengan membantu seksama, karena dengan kebiasaann seperti inilah bangsa kita bisa merdeka saat masa penjajahan, ga ada tuh perasaan curiga, dan dulu persatuan kita kuat.


Sumber :
http://www.beritaunik.net/entertainment/5-kebudayaan-indonesia-yang-mulai-hilang.html