Sabtu, 03 November 2012

CICAK VS BUAYA JILID 2?


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Senin, 30 Juli pukul 16.00 WIB hingga Selasa, 31 Juli, pukul 05.00 dinihari telah melakukan penggeledahan terhadap Kantor Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur selama sekira 13 jam. Penggeledahan di bawah komando Direktur Penuntutan, Warih Sardono yang melibatkan sedikitnya 30 penyidik KPK  ini berhasil menyita puluhan dokumen, terkait dugaan korupsi pengadaan Simulator SIM tahun 2011 senilai Rp193 Miliar yang menyeret mantan Kepala Korlantas Polri, Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka.  
 Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Boy Rafli Amar berkilah Bareskrim telah melakukan pemeriksaan atas sejumlah saksi. Hingga kini sudah sekitar 33 orang yang dimintai keterangan oleh Kepolisian. Namun, polisi belum menemukan kesesuai data terkait pengadaan barang dan jasa tersebut. "Sejauh mana apakah memenuhi criteria (keterangan saksi). Saat itu yang menjadi gonjang-ganjing ketidakcocokan dengan swasta," ujarnya hari ini saat melakukan konferensi pers di Gedung KPK.
 Kasus KPK yang akhirnya kembali “mengobok-ngobok” kepolisian ini mengingatkan akan kasus sebelumnya yang membuat pimpinan KPK dikriminalisasi yaitu Kasus Cicak Buaya. Awal mula  istilah Cicak Vs Buaya muncul pertama kali saat KPK menyatakan Kabareskrim Komjen Polisi Susno Duadji diduga menerima uang Rp10 miliar terkait Bank Century. Susno kemudian merasa gerak-geriknya dimata-matai oleh KPK, apalagi teleponnya juga sempat disadap oleh penyidik. Susno yang berang saat itu mengeluarkan pernyataan bahwa KPK sungguh berani melawan Kepolisian. Hal ini ibarat Cicak (KPK) mau melawan Buaya (Kepolisian). Kepolisian saat itu tidak tinggal diam dan melakukan pembalasan dengan menetapkan status tersangka kepada dua pimpinan KPK saat itu, Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto.
 Kedua pimpinan   diduga menerima uang dari Anggodo Widjojo, adik buron kasus Sistem Korupsi Radio Terpadu (SKRT). Namun, dugaan ini tidak pernah dibuktikan, karena kasus ini berujung pada deponering atau penghentian perkara demi kepentingan umum. Kejadian ini bukan tidak mungkin terulang kembali. Walaupun kepolisian menyatakan mendukung langkah KPK, namun hal ini tidak sepenuhnya bisa dipercaya. Pasalnya  saat penggeledahan akan dilakukan, petugas polisi di Korlantas Polri sempat menghalangi penyidik KPK.
 Komisioner KPK yaitu Bambang Widjojanto, Busyro Muqaddas, dan Abraham Samad akhirnya terjun langsung ke lokasi penggeledahan. Sebelumnya komisioner tidak pernah sampai harus turun langsung untuk melakukan penggeledahan. Setelah komisioner melakukan lobi terhadap Kabareskrim Komjen Pol Sutarman baru penggeledahan dapat dilanjutkan. Apalagi penetepan Djoko sebagai tersangka hanyalah merupakan langkah awal. Lembaga anti suap tersebut dikabarkan telah mengantongi sejumlah nama perwira bintang satu dan tiga lainnya yang diduga turut terlibat dalam kasus ini.

 
Cicak versus Buaya kembali “difilimkan” sekarang ini. Cicak vs Buaya Jilid II ini secara tematik menggambarkan upaya bombardir Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK) oleh Polri. Setelah markas Polri digeledah oleh KPK, petinggi Polri membalas dengan perintah penghentian perpanjangan 20 orang penyidik Polri yang ditempatkan di KPK. Sebelumnya, hubungan Polri dengan KPK memanas dipicu KPK yang mengobrak-abrik kebusukan Polri dalam kasus simulator SIM, yang akhirnya menjerat sang Jenderal dari kesatuan Polri. Kini, kasus semakin “matang digoreng” ketika Djokos Susilo hendak dijebloskan ke penjara oleh KPK.
 Namun, Komisaris Jenderal Sutarman, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, mengatakan, bahwa memanasnya hubungan KPK dengan Polri tidak ada hubunganya dengan kasus simulator. Dirinya juga berkelit bahwa hubungan KPK dengan Polri memanas. Penarikan penyidik Polri dari KPK merupakan hal biasa. “Jangan menghubungkan dengan kasus simulator. Adanya penarikan penyidik dari KPK ini memang sudah rutin berjalan seperti ini,” ujarnya
Meski disebutkan penarikan penyidik Porli dari KPK adalah hal biasa, namun penarikan tersebut dinilai KPK menyulitkan KPK dalam melakukan fungsi dan tugasnya. Dalam hal ini, KPK merasakan ada suasana berbeda terkait penarikan penyidik KPK. Sejak mendengar dan mengetahui adanya rencana penarikan penyidik Polri, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas merasa gelisah. Menurut Busyor, penarikan yang terjadi tidak seperti biasanya. Pasalnya, selama ini KPK mengirim surat kepada Kapolri tentang penyidik yang diminta KPK untuk tetap berada di KPK. “Dan hal itu selalu dikabulkan”, kata Busyro
Dalam penarikan penyidik ini, terkesan bahwa Polri seakan ingin memberi tahu bahwa institusinya memiliki pengaruh besar terhadap lembaga KPK. Selain itu, terlihat bahwa masalah penarikan 20 penyidik tersebut seakan mengulang kembali “film” lama antara Polri dengan KPK, yakni Cicak vs Buaya. Tentu dengan penarikan tersebut secara tidak langsung akan mengganggu kinerja KPK. Apalagi, dari 88 penyidik aktif di KPK, akan tersisa 68 penyidik dari 20 penyidik yang ditarik oleh Polri. Dengan pengurangan tersebut, ditambah penyidikan kasus oleh 20 penyidik, maka kinerja KPK bisa dikatakan akan melambat. Tentu KPK merasa kesulitan dalam menjalankan tugasnya.
Hal tersebut lumrah. Soalnya, Busyro mengungkapkan bahwa satu tenaga penyidik bisa menangani 5 kasus hingga 15 kasus yang tengah ditangani KPK. Apalagi, disinyalir penarikan tersebut ada kaitanya dengan kasus simulator SIM yang melibatkan Jenderal bintang dua dan sejumlah perwira tinggi Polri. Kendati demikian, pihak Polri membantah tuduhan tersebut, disebutkan bahwa penarikan penyidik KPK tidak akan menganggu kinerja KPK pada masa-masa mendatang. Bahkan, diakui Polri bahwa KPK harus memahami karier para penyidik Polri tersebut. KPK harus memperhatikan kekosongan yang ada.
Pada akhirnya, “film” Cicak vs Buaya kembali menjadi headline dihampir semua media massa yang ada sekarang ini. Tinggal bagaimana para sutradara menampilkan adegan terbaik, atau memberikan yang terbaik bagi rakyatnya. Dalam hal ini, rakyat hanya menunggu keputusan yang terbaik untuk kebaikan rakyat.

Sumber:

1 komentar:

  1. NFL Week 16 Expert Picks Against The Spread 카지노 가입 쿠폰 카지노 가입 쿠폰 우리카지노 우리카지노 메리트카지노총판 메리트카지노총판 891Top 4 online casino free bonus no deposit【WG98.VIP】

    BalasHapus