Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak
Senin, 30 Juli pukul 16.00 WIB hingga Selasa, 31 Juli, pukul 05.00 dinihari
telah melakukan penggeledahan terhadap Kantor Korps Lalu Lintas (Korlantas)
Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur selama sekira 13 jam. Penggeledahan di
bawah komando Direktur Penuntutan, Warih Sardono yang melibatkan sedikitnya 30
penyidik KPK ini berhasil menyita puluhan dokumen, terkait dugaan korupsi
pengadaan Simulator SIM tahun 2011 senilai Rp193 Miliar yang menyeret mantan
Kepala Korlantas Polri, Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Boy Rafli Amar
berkilah Bareskrim telah melakukan pemeriksaan atas sejumlah saksi. Hingga kini
sudah sekitar 33 orang yang dimintai keterangan oleh Kepolisian. Namun, polisi
belum menemukan kesesuai data terkait pengadaan barang dan jasa tersebut. "Sejauh
mana apakah memenuhi criteria (keterangan saksi). Saat itu yang menjadi
gonjang-ganjing ketidakcocokan dengan swasta," ujarnya hari ini saat
melakukan konferensi pers di Gedung KPK.
Kasus KPK yang akhirnya kembali “mengobok-ngobok” kepolisian ini
mengingatkan akan kasus sebelumnya yang membuat pimpinan KPK dikriminalisasi
yaitu Kasus Cicak Buaya. Awal mula istilah Cicak Vs Buaya muncul pertama
kali saat KPK menyatakan Kabareskrim Komjen Polisi Susno Duadji diduga menerima
uang Rp10 miliar terkait Bank Century. Susno kemudian merasa gerak-geriknya
dimata-matai oleh KPK, apalagi teleponnya juga sempat disadap oleh penyidik.
Susno yang berang saat itu mengeluarkan pernyataan bahwa KPK sungguh berani
melawan Kepolisian. Hal ini ibarat Cicak (KPK) mau melawan Buaya (Kepolisian). Kepolisian
saat itu tidak tinggal diam dan melakukan pembalasan dengan menetapkan status
tersangka kepada dua pimpinan KPK saat itu, Chandra M Hamzah dan Bibit Samad
Rianto.
Kedua pimpinan diduga menerima uang dari Anggodo
Widjojo, adik buron kasus Sistem Korupsi Radio Terpadu (SKRT). Namun, dugaan
ini tidak pernah dibuktikan, karena kasus ini berujung pada deponering atau
penghentian perkara demi kepentingan umum. Kejadian ini bukan tidak
mungkin terulang kembali. Walaupun kepolisian menyatakan mendukung langkah KPK,
namun hal ini tidak sepenuhnya bisa dipercaya. Pasalnya saat
penggeledahan akan dilakukan, petugas polisi di Korlantas Polri sempat
menghalangi penyidik KPK.
Komisioner KPK yaitu Bambang Widjojanto, Busyro Muqaddas, dan
Abraham Samad akhirnya terjun langsung ke lokasi penggeledahan. Sebelumnya
komisioner tidak pernah sampai harus turun langsung untuk melakukan
penggeledahan. Setelah komisioner melakukan lobi terhadap Kabareskrim Komjen
Pol Sutarman baru penggeledahan dapat dilanjutkan. Apalagi penetepan Djoko
sebagai tersangka hanyalah merupakan langkah awal. Lembaga anti suap tersebut
dikabarkan telah mengantongi sejumlah nama perwira bintang satu dan tiga
lainnya yang diduga turut terlibat dalam kasus ini.
Cicak
versus Buaya kembali “difilimkan” sekarang ini. Cicak vs Buaya Jilid II ini
secara tematik menggambarkan upaya bombardir Komisi Pemeberantasan Korupsi
(KPK) oleh Polri. Setelah markas Polri digeledah oleh KPK, petinggi Polri
membalas dengan perintah penghentian perpanjangan 20 orang penyidik Polri yang
ditempatkan di KPK.
Sebelumnya, hubungan Polri dengan KPK memanas
dipicu KPK yang mengobrak-abrik kebusukan Polri dalam kasus simulator SIM, yang
akhirnya menjerat sang Jenderal dari kesatuan Polri. Kini, kasus semakin
“matang digoreng” ketika Djokos Susilo hendak dijebloskan ke penjara oleh KPK.
Namun,
Komisaris Jenderal Sutarman, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, mengatakan,
bahwa memanasnya hubungan KPK dengan Polri tidak ada hubunganya dengan kasus
simulator. Dirinya juga berkelit bahwa hubungan KPK dengan Polri memanas.
Penarikan penyidik Polri dari KPK merupakan hal biasa. “Jangan menghubungkan
dengan kasus simulator. Adanya penarikan penyidik dari KPK ini memang sudah
rutin berjalan seperti ini,” ujarnya
Meski disebutkan penarikan penyidik Porli dari KPK adalah
hal biasa, namun penarikan tersebut dinilai KPK menyulitkan KPK dalam melakukan
fungsi dan tugasnya. Dalam hal ini, KPK merasakan ada suasana berbeda terkait
penarikan penyidik KPK. Sejak mendengar dan mengetahui adanya rencana penarikan
penyidik Polri, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas merasa gelisah. Menurut Busyor,
penarikan yang terjadi tidak seperti biasanya. Pasalnya, selama ini KPK
mengirim surat kepada Kapolri tentang penyidik yang diminta KPK untuk tetap
berada di KPK. “Dan hal itu selalu dikabulkan”, kata Busyro
Dalam penarikan penyidik ini, terkesan bahwa Polri seakan
ingin memberi tahu bahwa institusinya memiliki pengaruh besar terhadap lembaga
KPK. Selain itu, terlihat bahwa masalah penarikan 20 penyidik tersebut seakan
mengulang kembali “film” lama antara Polri dengan KPK, yakni Cicak vs Buaya. Tentu
dengan penarikan tersebut secara tidak langsung akan mengganggu kinerja KPK.
Apalagi, dari 88 penyidik aktif di KPK, akan tersisa 68 penyidik dari 20
penyidik yang ditarik oleh Polri. Dengan pengurangan tersebut, ditambah
penyidikan kasus oleh 20 penyidik, maka kinerja KPK bisa dikatakan akan
melambat. Tentu KPK merasa kesulitan dalam menjalankan tugasnya.
Hal tersebut lumrah. Soalnya, Busyro mengungkapkan bahwa
satu tenaga penyidik bisa menangani 5 kasus hingga 15 kasus yang tengah
ditangani KPK. Apalagi, disinyalir penarikan tersebut ada kaitanya dengan kasus
simulator SIM yang melibatkan Jenderal bintang dua dan sejumlah perwira tinggi
Polri. Kendati demikian, pihak Polri membantah tuduhan tersebut, disebutkan
bahwa penarikan penyidik KPK tidak akan menganggu kinerja KPK pada masa-masa
mendatang. Bahkan, diakui Polri bahwa KPK harus memahami karier para penyidik
Polri tersebut. KPK harus memperhatikan kekosongan yang ada.
Pada akhirnya, “film” Cicak vs Buaya kembali menjadi
headline dihampir semua media massa yang ada sekarang ini. Tinggal bagaimana
para sutradara menampilkan adegan terbaik, atau memberikan yang terbaik bagi
rakyatnya. Dalam hal ini, rakyat hanya menunggu keputusan yang terbaik untuk
kebaikan rakyat.
Sumber:
NFL Week 16 Expert Picks Against The Spread 카지노 가입 쿠폰 카지노 가입 쿠폰 우리카지노 우리카지노 메리트카지노총판 메리트카지노총판 891Top 4 online casino free bonus no deposit【WG98.VIP】
BalasHapus