Jumat, 27 April 2012

PARIWISATA INDONESIA

Pariwisata Indonesia

Pariwisata Indonesia memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Untuk itu diperlukan pengelolaan daerah pariwisata yang profesional sehingga wisata indonesia bisa memiliki daya saing yang baik di tingkat global. Dalam memajukan pariwisata Indonesia, Menteri Kebudayaan dan pariwisata RI Ir. Jero Wacik, SE mengingatkan agar pembangunan pariwisata Indonesia dapat dirancang serta dikembangkan berdasarkan tata kelola destinasi pariwisata yang baik dan benar serta dikembangkan secara profesional sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam beberapa tahun terakhir, industri pariwisata Indonesia berkembang dengan pesat  serta  memiliki prospek yang cerah untuk dapat dikembangkan menjadi salah satu alat penopang perekonomian negara terbesar setelah minyak bumi dam gas. Hal inilah yang menjadikan alasan sektor pariwisata mendapatkan perhatian khusus dalam masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan menempatkan Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai pintu gerbang pariwisata serta pendukung pangan nasional.  Menurut Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono, MP3EI tidak dimaksudkan untuk menggantikan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah). MP3EI dan RPJM dibuat untuk dapat saling melengkapi serta mendorong perkembangan ekonomi di seluruh wilayah Nusantara. Dengan adanya MP3EI dan RPJM, maka para pelaku ekonomi dapat memilih bidang usahanya secara jelas sesuai dengan minat ataupun keunggulan dan potensi wilayah yang dimiliki.

Pengembangan industri pariwisata di Indonesia terus mendapatkan perhatian utama dalam perekonomian Indonesia. Hal ini terbukti dengan semakin berkelasnya investasi di bidang industri pariwisata di Indonesia.  Sebut saja pengembangan tiga kawasan wisata yang saat ini sedang dilakukan yaitu Tanjung Lesung (Ujung Kulon, Banten), Bangka – Belitung, dan kawasan Mandalika (Lombok, NTB) memerlukan biaya investasi tidak kurang dari Rp 120 trilyun. Dari angka ini, tentunya dapat dibayangkan berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengembangan industri pariwisata di seluruh Indonesia. Dengan membaiknya iklim investasi di Indonesia, maka kapasitas dan diversifikasi destinasi wisata Indonesia yang memiliki daya saing internasional akan semakin banyak dan variatif.

Saat ini, industri pariwista Indonesia sedang memasuki era baru yang bersekala besar dan globa serta  dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pengelolaan pariwisata Indonesia sudah selayaknya dilakkukan dengan tata kelola destinasi pariwisata  (Destination Management Organization/DMO) yang terencana, dapat diukur, lentur dan padu serta memiliki prospektif yang baik. Tanpa adanya tata kelola yang baik, maka pengembangan destinasi pariwisata Indonesia akan sulit untuk dilakukan. Selama kurun waktu 2010–2014, Ditjen PDP Kemenbudpar telah melakukan program pengembangan 15 DMO pariwisata Indonesia di seluruh Indonesia. Keberhasilan pelaksanaan DMI ini, sangat ditentukan oleh keseriusan dan komitmet seluruh pihak dalam mengembangkan pariwisata Indonesia.

Sumber : http://www.pariwisataindonesia.net/pariwisata-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar